Tuesday, August 16, 2016

Passion and being passionate towards something.

Halo selamat pagi, cyber-peeps!

Apa kabar? 
Yang sudah doing self-reflection, sudah agak lebih kenal diri masing-masing dong ya? Kalau belum, gih mari coba luangkan waktu sebentar buat sekedar bicara dua arah sama dirinya masing-masing, coba gali lagi, coba kenali lagi, coba cari tahu yang belum diketahui. It literally works loh, agak lebih tenang dan lega, bahkan bisa sampe nangis kalo bener-bener lagi niat self-reflection sama me and myself nya masing-masing (well, kalo gue sih) hehe
Kalau udah, yuk sama-sama semangat buat menemukan dan menjalankan life-pathways kita masing-masing. Jalan yang seperti apa, ke arah mana, dan dengan siapa kita berjalan. Semangat!

anyway, kali ini gue se lagi in the mood itu nulis tentang passion and being passionate towards something. 
Menurut gue, Passion adalah sesuatu yang kita ga pernah bosan untuk ngelakuinnya. Passion adalah dimana kita bakal ngorbanin segala hal untuk mencapai itu. Passion adalah dimana kita ga mikirin untung dan rugi. Passion adalah ketika kita ngelakuin hal itu gitu aja dan lupa dengan hal yang lain.
Nah, ngomong-ngomong masalah passion, jelas gue sendiri punya passion dan being passionate towards something
Tapi passion bisa aja semata-mata nambah, berubah atau baru aja disadarin abis doing self-reflection. That's why I was trying to relate both self-reflection and knowing that passion we currently have, at the beginning. Kayak misalkan passion gue dari dulu adalah bicara rather than menulis. Yha, bisa dibuktikan kalau mungkin ada waktu kita ketemu hehehe. Buat gue, bicara itu media belajar, media membuka jendela wawasan, jembatan untuk memberi dan menampung aspirasi. Bicara yang gue maksud, both as in method and content nya. Method itu tentang tata cara serta etika berbicara dan content itu tentang bagaimana atau dengan apa kita bicara, misalkan dengan bahasa tubuh kah, dengan media tertentu kah atau dengan bahasa negara-negara tertentu. Buat gue, bicara as in method and content itu sangat passionate! Dan jangan salah, dengan bicara, kita bisa dapet banyak input dari siapapun yang kita ajak bicara, yha siapapun. Ga cuman bapak-ibu pejabat berpangkat tinggi yang bisa jadi sumber buat pembicaraan, mas-mbak, om-tante, bapak-ibu, bahkan adik-adik dari berbagai kalanganpun bisa ngasih input. Karena buat gue, bicara sama orang, nambah perspektif lain akan melihat suatu hal. Kadang kalau kita enggan terbuka dengan super-duper-mega luasnya dunia, kita cuman bisa liat sesuatu dari satu sudut pandang kita doang, tapi setelah kita coba gaining inputs as much as we can (salah satunya dengan bicara sama orang-orang), we can even multiply the perspectives. Then you gonna feel "ah, yes true", "well, it might be better by doing ...", "damn, it's fricking true!". Well, kalo orang dulu bilangnya membaca itu jendela dunia, kalo buat gue membaca itu gagang jendela, then how we can open it to see wider world is by talking to others, and then how to be noticed by that wider world we've already seen is by speaking things up, yesssh, to make it viral! Karena buat gue, dunia yang pengen kita liat ga sesimpel bisa baca terus udah, but the thing is apa yang kita baca, bisa kita implementsi, kita elaborasi, then kita suarakan dan kita bagi. Gitu~ Anjay markojay!

Achiever. Yha, I tend to push myself to the limit due to achieve what I have already set firstly to be achieved at the end. Dan lucunya, kayanya (atau emang bener) mostly temen-temen kampus gue begini semua, or maybe some that I know 'em really well
Taun ini mudah-mudahan bakalan jadi taun terakhir sebagai mahasiswai kedokteran, semester ini mudah-mudahan bakalan jadi semester ujung sebelum masuk ke hutan rimba belantara bernama koass. So far, ada beberapa temen dengan needs and wills yang kurang lebih sama. Achiever. Dibilang temen nongkrong, bukan. Karena sebenernya kita ga sering-sering amat nongkrong-nongkrong gaul. Dibilang temen satu hobi, juga apalagi. Mungkin basically passion kita sama-sama being actively involved in organizations ya. Tapi beda-beda organisasinya. Ada yang aktif bikin kajian di Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran (ISMKI), ada yang aktif di kepengurusan Tim Bantuan Medis-Calamus Scriptorius (TBM-CS), ada yang aktif belajar buat olimpiade hasemeleh, ada yang aktif di organisasi bangsa AIESEC, American Field Service (AFS) and stuffs. So various, indeed. Btw kita ber empat. Dari dulu dibilang geng (ala-ala) manis manja menggoda (ah, bisa aja. padahal emang bener hehe). Isinya kebetulan cewe semua, Bethari, Aruni, Nadia, sama gue. Menurut gue, mereka cewe tough dengan personalities background yang beda-beda, berimajinasi liar, wawasan luas sesuai takaran, kreatif ga ketolong, intelktual lumayan indehoy, dan yang jelas yaaa, ga bego-bego banget lah. Dari awal semester udah lumayan deket, sampe sekarang makin deket. Mereka salah 3 dari beberapa motivation-booster gue. Setiap kali gue males-malesan belajar, hemeh-hemeh kuliah, mereka yang bisa bikin gue balik mau belajar lagi. Mungkin mereka gitu juga, or not, well, whatever.
Basically, kita masing-masing punya hidup di dunia yang beda-beda pula. Bakal seganyambung itu kalo digabungin, jadwal juga padetnya minta ampun. Buat nyocokin jadwal buat sekedar ngumpul bareng aja ribet dan susahnya minta ampun. Anyway, kemaren terakhir kita kumpul bareng makan cantik manja menggoda gitu. Omongannya literally udah omongan mahasiswa semester akhir di kampus, omongan tentang masa depan hemeh-hemeh gitu deh pokoknya. Ngomongin IPK, ternyata none of us IPK nya tembus IPK cumlaude huhuhuhu, yang ada nyerempet-nyerempet doang.
By then, yang gue suka dari kemanis manjaan nan menggoda kita adalah selalu ada pathway-out di setiap masalah yang kita punya, kayak, selalu ada motivasi buat lebih lebih lebih sampe akhirnya achieve apa yang udah sama-sama kita targetin awalnya. hehe. 

After all stuffs have been written above, gue belom mention kalo sebenernya gue se-addicted itu sama make up dan perintilan hemeh-hemehnya. Awalnya gue gatau dari kapan dan gimana ceritanya, but the thing is now I am really into make up kits!
Like, for me going to make-up shops is simply like heaven. Seeing those eye-shadow colors, those blush colors, those various brushes, those magical foundations and concealer colors, and the most splendid thing is seeing thoseeeeeeee magical, tremendously-amazing, and beyond-addicted lipstick colorsssss! Like, I just can't barely stop the intention of always willing to have other new lipstick colors. My bae is now tryna to really understand how frustrated I will be if I couldn't get any color I am craving for, and how simply cheerful I will be if I could get one (or many)!. haha maaf soooooo exaggerating, tapi dia sekarang udah mulai memahami kok :)
Dia juga selalu terrified kaget gemes sebel gitu kalo gue bilang gue baru beli lipstick warna baru, "Ya ampun baru lagi!! yang kemaren emang udah abis? kamu makan lipsticknya sayang?"
well honey, it's not about habis-atau engga habis, it's about passion of having lipstick colors.

Sebenernya masih ada beberapa passion yang sebenernya bisa ditulis di sini tapi males aja hahaha. So segini dulu, mudah-mudahan yang baca bisa langsung coba self-refelction ke diri masing-masing, terus temuin passion nya apa, and kalian being passionate towards apa :)





See you very soon, cyber-peeps! XOXO

1 comment:

Adittya said...

Udah mau komen soal passion nya, pas liat foto make up paling bawa malah lupa mau komen apa. Hehee